 |
Patung penyambutan di Terminal 3 Changi Airport |
Hari ini terjadi pertukaran peserta tur dimana 4 orang pulang ke tanah air digantikan oleh 5 orang yang baru datang. Dengan kata lain, tur di Singapura masih berlanjut, hanya dengan orang-orang yang berbeda. Sebelum kembali menikmati tempat-tempat wisata, kami harus terlebih dahulu mengantar jemput orang-orang ini dari dan ke Changi Airport. Masalahnya, mereka tidak pergi dan datang secara bersamaan. Ada empat jadwal penerbangan yang berbeda sehingga kami harus empat kali bolak-balik ke bandara di hari yang sama. Tidak terlalu sulit memang untuk melakukannya, karena akses bandara ke kota maupun sebaliknya sudah terkoneksi dengan sangat baik via MRT. Tapi mengingat dilakukan berulang-ulang kali dengan rute yang sama, perjalanan ini jadi cukup membosankan.
Proses pertukaran peserta ini menghabiskan setengah hari sendiri. Barulah sesaat sebelum matahari terbenam kami kembali menjajaki tempat-tempat wisata. Tempat tujuan hari ini masih di sekitaran Marina Bay. Beberapa di antaranya sama persis dengan yang kami kunjungi kemarin, dengan Suntec City sebagai salah satu pengecualian. Suntec City merupakan gabungan antara mal, perkantoran dan juga balai pertemuan berkelas internasional yang katanya dibangun dengan amat memerhatikan feng shui. Yang menjadi magnet kami datang ke sini adalah Fountain of Wealth, air mancur terbesar di dunia. Tiap harinya ada jam-jam ketika air mancur diredakan agar pengunjung dapat masuk dan menyentuh pusat air mancur, banyak yang percaya agar mendapatkan keberuntungan. Air mancur yang cukup fenomenal ini dapat diakses melalui mal Suntec City. Mal yang cukup luas tersebut terhubung melalui jalan bawah tanah ke mal-mal lain seperti Citylink Mall dan Marina Square serta tiga stasiun MRT. Butuh jalan yang banyak untuk mengeksplor kesemuanya, tapi papan petunjuk jalan tersedia jelas.
 |
Fountain of Wealth di Suntec City |
Tempat lain yang berbeda dari daftar tempat yang kami kunjungi kemarin adalah Esplanade. Bangunan berbentuk durian ini merupakan pusat pertunjukkan seni seperti teater maupun konser musik. Tidak hanya di dalam ruangan, pertunjukan seni terkadang juga disajikan di luar gedung. Saat kami berada di sana, sedang ada sebuah pertunjukkan musik tradisional di depan halamannya. Yang menarik, grup seniman yang tampil di sana berasal dari Indonesia!
Nampaknya di Asia Tenggara, Singapura merupakan jawara kekuatan ekonomi dan keteraturan sosial. Tapi dalam hal kesenian, Indonesia jelas masih unggul. Banyak lagu-lagu Indonesia laris di pasaran Singapura maupun Malaysia, tapi tidak sebaliknya. Bahkan cukup dengan pengamatan sepintas, kita tahu bahwa di antara ketiga negara tadi, Indonesia-lah yang masyarakatnya paling tidak disiplin. Mau bagaimana lagi, seniman memang kerap berpikir di luar kotak dan tidak ikut aturan, bukan?
 |
Jembatan penyeberangan pejalan kaki yang menghubungkan Esplanade dan Merlion Park sedang dibangun. |
 |
Di dalam gedung Esplanade |
Dari Esplanade kami beranjak mengunjungi tempat-tempat yang sama seperti kemarin di pinggir Marina Bay, tapi dengan nuansa yang berbeda karena sudah malam. Cahaya yang dipancarkan oleh gedung-gedung tinggi di sekitar membuat pemandangan kota menjadi lebih eksotis. Terlebih lagi ketika pertunjukkan Wonderfull Laser Show dimulai. Kami pun berhenti sejenak melihat sinar lampu dari gedung Marina Bay Sands menari-nari ke langit.
Selesai dengan pertunjukkan sinar, kami befoto-foto di Merlion Park. Meski banyak dari peserta tur setelah pertukaran hari ini yang tidak kami kenal sebelumnya, sebentar saja kami sudah saling akrab. Terutama ketika berswafoto bersama di Merlion Park. Di malam hari, patung Merlion masih saja dikerumuni pengunjung, tapi setidaknya kami tidak perlu berpanas-panasan seperti pada siang hari. Setelah dari Merlion, kami menyeberang menuju Marina Bay Sands melalui Helix Bridge, sebuah jembatan khusus pejalan kaki yang didesain sedemikian rupa sehingga bentuknya terlihat seperti DNA. Ketika malam hari, jembatan ini menyala keunguan, melengkapi indahnya pemandangan malam di sekitar Marina Bay.
 |
Patung Merlion di malam hari |
 |
Helix Bridge yang mengarah ke Marina Bay Sands |
Ngomong-ngomong, jalan-jalan kami di Singapura hari ini tidak akan hemat jika tanpa Singapore Tourist Pass. Kartu transportasi ini memberikan akses tiga hari penuh untuk bus umum, MRT dan LRT. Seperti yang telah diceritakan, kami melakukan perjalanan 4x bolak-balik ke bandara hari ini. Ongkosnya pasti akan lumayan besar jika tidak menggunakan kartu seharga $20 ini. Kartu ini dapat dibeli di stasiun MRT bandara maupun beberapa stasiun MRT lainnya. Pelancong harus membayar juga tambahan $10 untuk deposit yang dapat dikembalikan ketika nanti kartunya dikembalikan. Setelah hari yang panjang, kami sangat lelah dan mulai kehilangan barang akibat kurang konsentrasi. Satu dari anggota kami kehilangan STP-nya dan itu berarti ia juga kehilangan uang deposit di dalamnya.
 |
Singapore Tourist Pass |
Kami pulang ke guesthouse waktu sudah sekitar tengah malam, namun kami merasa aman-aman saja dalam perjalanan pulang. Kami tidak pernah merasa seaman itu ketika berjalan malam di Jakarta maupun kota besar lainnya di Indonesia. Singapura salah satu metropolitan teraman di dunia. CCTV dimana-mana dan hukuman bagi pelaku kriminalitas sangat berat. Tapi tetap harus selalu diingat bahwa tingkat kejahatan rendah bukan berarti tidak ada kejahatan sama sekali. Jangan pernah lengah ketika melancong ke mana pun.