24 Juli 2014

Hujan Abadi Curug Cipendok

Curug Cipendok

Indonesia memang tidak memiliki air terjun besar yang dapat disandingkan dengan Air Terjun Niagara, tetapi di negeri ini terdapat banyak curug yang cukup menarik untuk disambangi. Kata 'curug' berasal dari bahasa Sunda yang secara umum artinya 'air terjun', namun pada prakteknya kata ini lebih sering dipakai untuk air terjun kecil. Curug Cipendok di Kabupaten Banyumas merupakan air terjun tertinggi ke-15 se-Indonesia. Ukurannya pun relatif lebar sehingga membuatnya menjadi salah satu curug terindah di Pulau Jawa.

Terletak lumayan dekat (hanya sekitar 25 kilometer) dari kota terbesar ketiga di Jawa Tengah, Purwokerto, Curug Cipendok berhasil menarik cukup banyak pengunjung termasuk kami sekeluarga. Lokasinya pun cukup mudah dijangkau, bahkan bisa dengan transportasi umum. Caranya, dari Terminal Bus Bulupitu Purwokerto naik bus menuju Ajibarang lalu turun di pertigaan Pasar Losari, Cilongok. Dari situ, naik angkot Losari-Karangtengah hingga sampai di lokasi.

Tapi lagi-lagi, transportasi umum di Indonesia sering tidak dapat diandalkan. Khususnya di area ini, angkot-angkot jam operasinya terbatas. Kemudian, hanya beberapa yang benar-benar sampai di destinasi akhir dari rute resmi mereka. Biasanya, mereka akan berputar arah di tengah-tengah untuk mendapatkan penumpang di arah sebaliknya. Sekalipun ada satu dua penumpang di dalam angkot, para supir kadang tak ragu pula untuk berbalik arah. Dalam hal ini, penumpang akan diturunkan di tengah jalan. Oleh karena alasan-alasan tersebut, orang jarang sekali menggunakan transportasi umum untuk datang ke tempat wisata seperti Curug Cipendok. Umumnya, mereka akan membawa kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil. Jalanan menuju lokasi tergolong baik. Kami berlima tidak menemukan hambatan yang berarti ketika ke sana menggunakan mobil pribadi.

23 Juli 2014

SINGAKU [Bag.4]: Peninggalan Kuala Lumpur

Queen Victoria Fountain

Belum sempat kami menjelajahi bangunan-bangunan peninggalan bangsa Eropa pada tur hari ini, kami diperhadapkan pada sebuah bentuk lain dari peninggalan orang-orang barat di Malaysia, yaitu budaya menonton pertandingan sepakbola. Saat itu memang sedang berlangsung ajang Piala Dunia 2014. Adapun negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia tidak memiliki tim nasional sepakbola yang kuat di kancah dunia. Jadi para pecinta bola di negara tersebut mesti menjagokan tim dari negara lain. Di Indonesia ada kecenderungan orang mendukung timnas Belanda, ini berlaku terutama pada generasi tua dan masyarakat di Indonesia bagian timur. Di Malaysia, kebanyakan orang mendukung timnas Inggris. Tentu saja hal ini disebabkan oleh hubungan negara terkait di masa lalu. Malaysia merupakan bekas jajahan Inggris, sedangkan Indonesia merupakan bekas jajahan Belanda. Jadi wajar saja jika demikian yang terjadi. 

Banyak orang percaya kalau negara yang dulunya dijajah Inggris sekarang menjadi negara yang lebih baik dibandingkan negara yang dulunya dijajah Belanda. Meski hal ini bisa diperdebatkan, tapi minimal orang-orang di negara bekas jajahan Inggris seperti Malaysia rata-rata bisa berbahasa Inggris lebih baik. Hal ini tentunya menguntungkan mereka di kancah internasional. Selain itu, orang Inggris pendekatannya lebih positif dibanding orang Belanda, misalnya saja dalam hal penggunaan kata mengenai kehadiran. Orang Inggris menghitung attendance (jumlah yang hadir), sedangkan orang Belanda menghitung absentie (jumlah yang tidak hadir). Banyak orang juga percaya Inggris mendidik negara jajahan dengan relatif lebih baik, sehingga negara bekas jajahan memiliki kesadaran yang lebih baik dalam hal merawat peninggalan-peninggalan bersejarah. Hari ini kami hendak membuktikan kebenaran dari pernyataan ini dengan mengujungi beberapa peninggalan era kolonial di Dataran Merdeka.

22 Juli 2014

SINGAKU [Bag.3]: Percuma Berpindah Tempat di KL


GoKL Bus
Berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya memang pasti dilakukan saat traveling, makanya kita sebut aktivitas ini jalan-jalan. Untuk itu, dibutuhkan transportasi yang paling sesuai. Pengguna kendaraan umum seperti kami sangat senang ketika tahu di Kuala Lumpur ada yang namanya bas percuma GoKL. Percuma di sini artinya gratis loh ya, bukan sia-sia. Apalagi ketika layanan bus gratis ini diperluas dari semula hanya dua jalur (ungu dan hijau) menjadi empat jalur (ditambah jalur merah dan jalur biru).

Dikisahkan pada hari sebelumnya kami berpisah menjadi dua kelompok saat hendak ke KL dari Johor Bahru. Satu grup naik kereta api sedangkan grup lainnya naik bus. Kami berdua yang ada di grup terakhir tiba di KL terlebih dahulu karena di Malaysia kereta api banyak berhenti sementara akses jalan darat sudah sangat baik dengan ketersambungan jalan tol di sepanjang negeri itu. Jalanan juga tidak terlalu ramai saat malam hari. Namun, kelompok yang naik kereta mendapatkan tidur yang lebih nyenyak karena ada tempat tidur di dalam gerbongnya. Selain itu, mereka juga langsung sampai ke KL Sentral. Kalau naik bus dari luar kota ke KL kini kebanyakan hanya sampai di Terminal Bersepadu Selatan saja yang terletak sedikit di luar kota. Dari TBS ada banyak pilihan transportasi ke KL Sentral. Saat itu kami salah memilih naik kereta komuter, bukannya LRT. Waktu tunggunya cukup lama karena jadwal keberangkatan kereta komuter tidak terlalu banyak terutama di jam-jam non sibuk.

Peta Dunia TRAVELdonk

Peta Dunia TRAVELdonk