Jika hendak berbulan madu ke luar negeri tapi enggan menghabiskan terlalu banyak biaya, pergilah ke Melaka. Kota yang disebut-sebut sebagai 'Venesia dari timur' ini memang cocok bagi pasangan yang baru menikah karena suasanya yang romantis terutama di sepanjang sungainya. Kota tua ini merupakan surga bagi pecinta sejarah maupun pemburu foto. Sekedar berjalan-jalan di sepanjang sungainya pun sudah sangat menyegarkan jiwa.
Melaka dapat dijangkau dengan mudah dari Kuala Lumpur maupun kota-kota lainnya di Malaysia. Saat itu kami berangkat dari Johor Bahru menggunakan bus. Sesampainya di Melaka Sentral, kami lanjut naik bus lokal no.17 dan turun langsung tepat di Dutch Square tempat ikon utama wisata Melaka berada; Christ Church. Dibangun oleh Belanda pada tahun 1753, gereja ini masih aktif dipakai beribadah hingga sekarang. Saat sedang tidak ada ibadah, pengunjung bebas masuk ke dalam tanpa dipungut biaya. Berfoto dengan latar belakang Christ Church sepertinya sudah menjadi agenda wajib para pelancong yang datang ke Melaka.
Bukan hanya Christ Church, tapi hampir semua bangunan di sekitar Dutch Square dicat merah. Salah satu bangunan lainnya yang menonjol adalah Stadhuys yang dulunya merupakan kantor pemerintahan kolonial Belanda. Kata stadhuys sendiri berpadanan dengan kata state house dalam bahasa Inggris. Kini bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai museum.