1 Juli 2019
Melihat Cahaya Setelah Berendam Air Panas
Selingan Indah Shinano-machi
Danau Nojiri, Shinano-machi |
Alih-alih langsung kembali ke kota Nagano, dari Myoko Kogen kami menyempatkan diri turun di sebuah stasiun kecil bernama Kurohime yang masuk dalam wilayah Shinanomachi, sebuah kota di tepi Danau Nojiri. Kunjungan singkat ini berada di luar rencana perjalanan kami, sehingga kami hampir tidak tahu apapun mengenai tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi di sini, kecuali sebuah penampakan danau besar di Google Maps. Untungnya, hampir tiap stasiun di Jepang memiliki pusat informasi turis di mana kita bisa bertanya langsung pada petugas maupun mengambil peta/booklet gratis. Khusus di stasiun ini, terdapat pula layanan penyewaan sepeda. Namun, kami pikir agak sayang kalau harus menyewa sepeda dengan tarifnya harian sedangkan saat itu hari sudah hampir habis. Berbekal petunjuk yang kami dapatkan dari pusat informasi turis, kami pun mulai berjalan kaki meninggalkan stasiun untuk menguak sebagian kecil pesona dari kota ini.
Tepat di depan stasiun, kami melihat ada Fujinoya Ryokan yang dibangun tahun 1909 dan masih aktif sebagai penginapan hingga sekarang. Jalan terus lurus ke depan, tempat pertama yang kami tuju adalah Issa Kinen-kan (Issa Memorial Museum), yaitu sebuah museum yang didedikasikan untuk Kobayashi Issa (1763-1828), seorang penulis haiku terkenal yang berasal dari Shinano-machi. Haiku merupakan puisi pendek tradisional khas Jepang. Issa telah menulis lebih dari 20,000 haiku, menjadikannya salah satu dari master haiku paling top seantero Jepang. Sayangnya, kami tak memiliki kesempatan untuk mempelajarinya lebih dalam. Pintu museum baru saja ditutup begitu kami sampai di tempat. Meskipun demikian, kami sempat mengunjungi kuil Myosenji yang merupakan kuil keluarga Issa. Tiap tanggal 19 November ada ritual yang digelar untuk memperingati hari kematian Issa. Di dekat kuil ini terdapat pula kuil lainnya, yaitu Myoganji.
30 Juni 2019
Salju Musim Panas di Myoko Kogen
Myoko Kogen alias Dataran Tinggi Myoko telah sejak lama menjadi destinasi wisata populer saat musim dingin. Pasalnya, area ini memiliki curah salju yang sesuai dan medan yang cocok untuk bermain ski dengan berbagai tingkat kesulitan. Jalur meluncurnya pun termasuk yang paling panjang. Tak heran jika infrastruktur pariwisata di sini, seperti hotel maupun rute transportasi umum terpusat pada titik-titik resor ski berada, sebut saja area Akakura, Suginohara, dan Ikenotaira. Namun, apa jadinya jika datang ke Myoko Kogen saat musim panas? Masih dapatkah melihat salju di sana? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang coba kami jawab saat mengunjungi Myoko Kogen di hari keempat kami berada di Jepang, setelah di hari-hari sebelumnya kami telah ke Tokyo, Nagano, dan Matsumoto.
Ternyata pada saat kami datang, salju masih dapat dilihat di Myoko Kogen. Mungkin karena saat itu akhir bulan Juni ketika musim panas belum pada puncaknya jadi sebagian salju masih tersisa pada puncak-puncak gunungnya. Namun, untuk mendapatkan pemandangan indah seperti pada foto di atas dibutuhkan perjuangan yang cukup panjang.
Dari Stasiun Nagano kami naik kereta Shinano Tetsudo hingga stasiun terakhirnya di Myoko Kogen. Kami lalu lanjut naik minibus jurusan Suginosawa. Minibus ini menjadi andalan transportasi kami selama di Myoko Kogen. Baik hari ini maupun di hari berikutnya, kami berdua selalu merupakan satu-satunya penumpang di dalam minibus. Ternyata memang kebanyakan orang tidak datang ke Myoko Kogen saat musim panas.
29 Juni 2019
Matsumoto Bukan Cuma Buat Foto
![]() |
Matsumoto Castle |
28 Juni 2019
Nagano Rasa Nano Nano
![]() |
Salah satu sudut kota Nagano |
27 Juni 2019
Mengintip Isi Tokyo Dalam 6 Jam
![]() |
Godzilla sedang mengintip salah satu sudut kota Tokyo. |
Kemudian tanpa membuang banyak waktu kami pun meluncur ke pusat kota Tokyo dengan kereta api yang menjadi transportasi andalan masyarakat Jepang. Ongkos naik kendaraan umum seperti kereta api di Jepang tidaklah murah. Untuk menempuh 2-3 stasiun saja pasti sudah menguras puluhan ribu rupiah. Kereta dari Haneda ke pusat kota di Shinjuku yang kami naiki ini ongkosnya per orang ¥620 atau sekitar 80 ribu rupiah. Ini masih termasuk murah jika dibandingkan ongkos dari bandara lainnya yaitu Narita yang jarak tempuhnya lebih dari 70km. Oleh karena itu, jalan-jalan di Jepang mesti dibekali dengan kecerdikan memilih dan mengkombinasikan kartu perjalanan unlimited. Kartu yang kami pakai saat itu adalah Tokyo Travel 1 Day Pass seharga ¥800 yang bisa dipakai di seluruh rute subway Toei ditambah satu kali perjalanan dari bandara. Jadi kami tidak perlu lagi membayar ongkos kereta dari bandara yang ¥620 per orang itu
26 Juni 2019
Sehari Transit di Manila
![]() |
Plaza de Roma, Manila |
Peta Dunia TRAVELdonk
