Salah satu sudut kota Kuala Lumpur dilihat dari KL Tower |
![]() |
Menara Kembar Petronas yang sangat terkenal |
Untungnya, tempat terakhir yang kami kunjungi jauh dari kata mengecewakan. Untuk sampai ke sana, kami perlu naik kereta komuter hingga stasiun terakhir yang berada sedikit di luar kota Kuala Lumpur. Begitu keluar dari stasiun itu, kami langsung disambut oleh patung kera Hanuman. Itu menandakan kami telah tiba di Batu Caves! Datang ke tempat ini memang cocoknya di sore hari ketika udara mulai sejuk karena tempatnya terbuka. Yang paling membuat kami terkesima ialah patung berwarna emas yang menjulang tinggi tepat di sebelah tangga menuju gua batu. Itulah patung Dewa Murugan, dewa pelindung orang India Tamil yang menjadi ikon dari tempat ini. Kami berhenti beberapa kali untuk mengambil foto saat menapaki tangga yang berjumlah 272 buah itu. Kadang kami juga hanya terdiam untuk beristirahat sambil menikmati keindahan alam.
...
..
.
"DORR!!"
Tiba-tiba, suara keras meruntuhkan kesunyian tersebut. Kami sempat berpikir itu bom. Tapi ternyata orang-orang India pengurus kuil yang menggunakan petasan banting itu untuk mengusir monyet-monyet yang ada di sana. Ada cukup banyak monyet nakal di sini, jadi kami mesti berhati-hati dengan barang bawaan kami.
"DORR!!"
Tiba-tiba, suara keras meruntuhkan kesunyian tersebut. Kami sempat berpikir itu bom. Tapi ternyata orang-orang India pengurus kuil yang menggunakan petasan banting itu untuk mengusir monyet-monyet yang ada di sana. Ada cukup banyak monyet nakal di sini, jadi kami mesti berhati-hati dengan barang bawaan kami.
Patung berukuran raksasa Dewa Murugan beserta 272 anak tangga menuju kuil utama di dalam gua batu |
Masih soal barang bawaan, kami sempat mendapat masalah di akhir kunjungan kami ke KL. Tapi ini sama sekali bukan karena monyet. Ini karena kesalahan kami sendiri. Dalam keadaan tubuh lelah dan ngantuk, kami meninggalkan apartemen Peter dan Jay di malam hari naik LRT menuju KL Sentral untuk mengejar kereta jarak jauh ke Johor Bahru. Sempat salah arah, kami malah naik yang ke arah Gombak. Ketika hampir tiba di KL Sentral, kami baru sadar kalau ada salah satu tas kami yang menghilang! Kami pun panik. Di saat yang bersamaan, keberangkatan kereta ke JB tinggal 15 menit lagi. Kami masih bingung bagaimana hal ini bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan. Untungnya, paspor kami tidak berada di dalam tas itu. Akhirnya dalam keadaan seperti itu, kami memutuskan untuk membatalkan tiket kereta yang sudah dibeli sebelumnya (separuh uang dapat kembali). Lalu kami secepatnya melaporkan hal ini pada petugas stasiun dengan berharap tasnya dapat kembali di kemudian hari. Dan hal itu terjadi! Ketika kami sudah kembali ke Jakarta, seseorang menghubungi lewat email memberi tahu bahwa ada orang yang menemukan tas kami di atas LRT yang kami tumpangi ke Gombak. Dengan baik hati, host kami Abang Jay bersedia mengambil tas itu di pusat lost and found sehingga kami bisa mendapatkannya kembali ketika suatu saat nanti kami kembali ke KL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar