18 Juni 2014

KUALASINGA [Bag.2]: KL Dulu dan Sekarang

Jalur pejalan kaki in area Bukit Bintang
 
Tidak seperti kebanyakan ibukota negara-negara di dunia, Kuala Lumpur bukanlah kota pinggir laut. Tapi bagaimanapun kota ini telah berkembang menjadi kota terbesar Malaysia yang memiliki banyak bangunan tinggi modern maupun bangunan tua bersejarah peninggalan era kolonial. Jika bangunan-bangunan modern terbaik ada di Bukit Bintang dan KLCC, bangunan-bangunan tua terbaik KL ada di Dataran Merdeka. Area ini wajib dikunjungi ketika datang ke KL. 

Pengunjung tidak hanya bisa mengagumi arsitektur bangunan-bangunan tua di sekitar Dataran Merdeka, tapi juga sekaligus mempelajari sejarahnya. Dulu di lapangan inilah Malaysia memproklamasikan kemerdekaan. Sampai sekarang pun event-event besar masih sering diadakan di dataran terbuka ini. Sebagai spot wisata, area ini ditata sangat bersih dan rapi, berbeda dengan area Chinatown yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari situ. Namun, hal yang paling tidak disukai dari Dataran Merdeka adalah teriknya matahari di area terbuka ini. Ada beberapa cara untuk menghindari terpapar sengatan matahari ketika harus mengunjungi area ini pada siang hari, yaitu dengan masuk ke tempat-tempat ber-AC berikut ini:

1. KL City Gallery
Tempat ini selalu bisa dijadikan andalan. Di luarnya terdapat spot foto populer 'I love KL', sedangkan di dalamnya tersedia peta wisata gratis, informasi wisata dan segala hal yang biasanya kita dapatkan di pusat informasi turis. Terdapat juga galeri yang menjelaskan sejarah Kuala Lumpur serta toko oleh-oleh dengan kualitas barang premium. Hal terbaik yang bisa disaksikan di sini adalah 'The Spectacular City Model Show', sebuah pertunjukkan singkat dimana kita bisa melihat miniatur kota KL dan rencana pembangunannya di masa depan.
2. Tourism Malaysia
Kami baru tahu mengenai tempat yang satu ini. Jika KL City Gallery tadi dikelola swasta, Tourism Malaysia ini pusat informasinya turis yang resmi dari pemerintah. Pada saat kami datang, ada dua orang petugas yang berjaga di front desk-nya. Tapi karena tujuan kami ke sana bukan untuk bertanya-tanya, melainkan untuk sekedar duduk-duduk ngadem,jadi kami sama sekali tidak berinteraksi dengan mereka. Nampaknya kedua orang itu juga cuek-cuek saja. Tidak banyak yang bisa dilakukan di sana selain berfoto selfie menggunakan komputer yang disediakan.

3. Dataran Merdeka Underground
Tepat di bawah lapangan rumput, ada tempat parkir yang ada malnya. Terbalik kan, biasanya mal yang ada tempat parkirnya. Meski hampir tidak ada toko di sini yang buka, tetap saja bisa menjadi jalan alternatif dari ujung yang satu ke ujung lainnya Dataran Merdeka yang lebih sejuk ketika di luar sana sedang panas-panasnya. 
Sultan Abdul Samad Building, gedung yang paling menonjol di sekitar Dataran Merdeka

Di ujung Dataran Merdeka

Petugas pusat informasi turis yang siap membantu turis

Di dalam pusat informasi turis yang resmi

Miniatur kota di KL City Gallery
Berikutnya kami pun beralih ke Central Market untuk acara bebas berbelanja. Berdiri sejak tahun 1888, pasar modern dalam ruangan ini merupakan tempat yang tepat untuk membeli barang-barang seni kerajinan. Itulah sebabnya tempat ini juga dikenal sebagai Pasar Seni. Sementara para peserta tur sedang berpencar mencari barang untuk dibeli, kami mengunjungi Art House Gallery di bangunan tambahan (annexe) Central Market. Masuknya gratis, tapi rasanya tidak terlalu nyaman karena kami selalu dibuntuti oleh penjaga galeri yang memastikan pengunjung tidak merusak maupun mencuri barang-barang di sana. Nampaknya kami juga diharapkan untuk membeli beberapa hasil kerajinan di sana. Asalkan bisa menghiraukan penjaga galeri tersebut, tempat ini lumayan untuk sekedar melihat-lihat.

 Art House Gallery

Sebelum benar-benar meninggalkan area masa lalu Kuala Lumpur, kami mampir dulu ke KFC Kasturi Walk, tepat di samping Central Market. KFC di Malaysia memiliki beberapa perbedaan dengan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah penggunaan nasi lemak dalam menu paket ayamnya. Selain itu, saosnya pun terasa beda. Anehnya, diskon justru diberikan pada saat jam-jam ramai orang makan. Acara makan siang di restoran fast food chain internasional ini menjadi titik awal kami memasuki wajah baru Kuala Lumpur yang modern karena setelah makan kami pun langsung cabut ke Bukit Bintang.
Menu makan siang di KFC Kasturi Walk;
ayam goreng dengan roti dan salad

Dari Pasar Seni ke Bukit Bintang, kami tidak perlu mengeluarkan uang satu sen pun berkat Bus GoKL yang menyediakan layanan transportasi gratis antara kedua tempat penting tersebut. Sampai di Bukit Bintang, kami langsung berjalan menuju ke mal Sungei Wang. Di sinilah salah satu tempat terbaik untuk berburu barang-barang murah. Tak heran jika mal ini ramai disambangi turis lokal maupun asing. Tentunya ada banyak mal lainnya di sekitar sini yang bisa dicapai dengan berjalan kaki. Salah satunya adalah Pavilion, destinasi kami yang berikutnya. 

Berbeda karakter dengan Sungei Wang yang lebih down-to-earth, Pavilion menawarkan barang-barang mahal bermerk. Meski demikan, mal ini masih tetap menarik bagi pelancong bajet seperti kami dengan adanya air mancur ikonik di depan pintu utama serta dekorasi tematik kelas dunia di dalam gedungnya. Selanjutnya, kami ke Mal Suria KLCC yang tersambung dengan baik dengan Pavilion melalui Bukit Bintang Skybridge. Mal ini juga menyajikan barang-barang branded yang mahal serta ada atraksi wisata edukasi Petrosains.

Di depan salah satu toko di Sungei Wang
Crystal Fountain, Pavilion

Bukit Bintang Skybridge yang menghubungkan antara area Bukit Bintang dan KLCC
Ketiga pusat perbelanjaan modern yang disebutkan sebelumnya hanyalah sedikit gambaran dari wajah modern Kuala Lumpur. Sedangkan maskot pembangunan modern KL yang utama adalah Menara Kembar Petronas yang terletak tepat di atas Mal Suria KLCC. Gedung kembar tertinggi di dunia ini selesai dibangun pada tahun 1998 saat kebanyakan negara Asia sedang terpuruk dalam krisis finansial.
 
Untuk menikmati pemandangan menara kembar, kami keluar gedung mal menuju ke KLCC Park. Di taman ini kami menunggu waktu hingga matahari terbenam guna mengambil gambar terbaik dengan latar menara kembar. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sini seperti jogging, berenang, bermain ayunan (meski kadang akan disemprit oleh petugas karena taman bermain sebetulnya hanya untuk anak-anak), dan menyaksikan pertunjukkan air menari di danau buatan. 
Main basah-basahan di KLCC Park!
KLCC Symphony Water Fountain Show dilihat dari Suria Mall

Setelah matahari terbenam, pertunjukan air menari mejadi berwarna-warni

Foto terbaik dengan menara kembar adalah ketika lampunya sudah menyala

Matahari baru terbenam sekitar jam setengah delapan malam. Meskipun di Malaysia zona waktunya sama seperti WITA (GMT +8), tapi sebenarnya secara geografis masuk dalam zona waktu yang sama dengan Sumatera. Ini di luar perhitungan kami sebelumnya. Malam itu kami harus naik kereta tidur ke Singapura, belum lagi masih harus mengambil foto, naik bus GoKL balik ke Chinatown, dan makan malam. Selesai semua itu sudah jam 21.30. Jadi, tanpa sempat mandi terlebih dahulu, kami harus buru-buru mengambil barang yang dititipkan di guesthouse dan langsung menuju tempat keberangkatan kereta di KL Sentral. Untunglah pada akhirnya, kami tidak ketinggalan kereta. Hanya sekitar 10 menit setelah kami naik ke gerbong, keretanya jalan.

Tiket kereta dengan tempat tidur hanya dibanderol kurang dari 50 ringgit per orang. Harga itu sangat murah secara kami tidak perlu membayar biaya akomodasi lagi untuk malam itu. Perjalanan malam hari memang jadi salah satu strategi untuk menghemat biaya ketika traveling, tapi di sisi lain kami juga butuh istirahat memadai apalagi setelah banyak berjalan mengelilingi kota. Kualitas tidur di kursi kendaraan pastinya berbeda dengan tidur di kasur. Senang sekali rasanya bisa merasakan kereta bertempat tidur ini setelah sempat batal saat kami pertama kali ke KL karena insiden tas ketinggalan. Malam ini kami yang sudah kelelahan dapat tidur dengan nyenyak sehingga merasa segar di keesokan harinya. Kapan ya ada kereta api bertempat tidur macam ini di negeri sendiri?

Di dalam kereta api bertempat tidur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Dunia TRAVELdonk

Peta Dunia TRAVELdonk